Belajar Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa Teori Belajar yang dikemukakan oleh para ahli:

Teori Jiwa Daya (Faculty Psychology)

Menurut teori ini menerangkan bahwa manusia memiliki kekuatan berupa daya-daya, misalnya: daya ingat, daya pikir, daya hapal, daya fantasi dan sebagainya. Daya-daya tersebut supaya menjadi tajam harus dilatih. Belajar hanyalah kegiatan melatih daya-daya tersebut.

Teori Tanggapan

Dikemukakan oleh Hebart yang menentang teori jiwa daya karena menurutnya tidak ilmiah. Sebab daya-daya dimaksud dalam teori jiwa daya tidak mampu menerangkan secara khusus menerangkan pengaruh jiwa dan daya apa saja yang dimiliki manusia. Untuk itu dia mengemukakan teori tanggapan, yaitu unsur jiwa yang paling sederhana adalah tanggapan. Menurut Hebart orang yang pandai adalah orang yang mempunyai banyak tanggapan yang tersimpan dalam otaknya. Jadi belajar adalah memasukan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang dan sejelas-jelasnya. Maka inti belajar adalah mengulang.

Teori Asosiasi dari Thorndike
Teori menerangkan bahwa sebuah respon dihubungkan oleh suatu stimulus. Percobaan dilakukan pada anjing yang karena kebiasaan mengeluarkan air liur ketika melihat lampu warna merah. Dalam hal ini sinar merah adalah stimulusnya sedangkan mengeluarkan air liur adalah responnya. Menurut teori ini belajar adalah mengadakan perbuatan emosional menimbulkan pada anak. jadi perbuatan ini kalau sering diulang prosesnya menjadi otomatis. Jadi belajar adalah kebiasaan belaka.

Teori Trial dan Error
Teori ini mengadakan percobaan pada simpanse yang dikurung pada sebuah sangkar dan di luar sangkar ada pisang. Pada saat lapar simpanse itu berusaha menjangkau pisang tersebut, karena tidak sampai simpanse itu mencari cara lain sehingga selalu bergerak kesana kemari bahkan berusaha membuka pintu. Kemudian tangannya menemukan sebuah tongkat yang berada di dalam sangkar tersebut dan dicobanya untuk meraih pisang itu dan berhasil.
Teori ini menerangkan bahwa tanpa wawasan yang cukup maka orang akan belajar dengan banyak energi untuk melakukan percobaan-percobaan. Namun jika telah menemukan kesalahan maka akan mencoba cara lain hingga suatu cara yang berhasil ditemukan.

Teori Medan dari Lewin
Seseorang yang mempunyai masalah akan menempatkan persoalan pada suatu wilayah penyelesaian. Sehingga dapat menghubungkan antara persoalan dan penyelesaiannya sehingga terpecahkan persoalan tersebut.

Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Melakukan percobaan seperti Trial dan Error namun menjelaskan lebih lengkap bahwa belajar yang penting adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah artinya belajar yang penting bukan mengulang-ulang hal-hal yang harus dipelajari tetapi paham apa yang dipelajari atau memperoleh wawasan baru.

Dalam teori ini dikemukakan bahwa belajar dengan wawasan adalah:

  1. Wawasan tergantung pada kemampuan dasar (bakat).
  2. Wawasan tergantung pada pengalaman masa lampau yang relevan.
  3. Wawasan hanya timbul apabila situasi belajar diatur sehingga segala aspek dapat diamati.
  4. Wawasan adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit.
  5. Belajar dengan wawasan dapat diulangi.
  6. Wawasan sekali didapat namun bisa digunakan untuk menghadapi situasi atau persoalan baru.

Teori-teori lainnya

Masih banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli seperti teori Behaviorisme oleh Watson, Teori Belajar J. Bruner, Teori Belajar Piaget, Teori Belajar R. Gagne, dan Teori Purposeful Learning. Memang setiap teori mempunyai pendapat dan cara pandang yang berbeda namun jika ditarik garis lurus maka dapat disimpulkan menjadi sebuah prinsip belajar bagi orang yang belajar dan orang yang menjadi pembimbing.

Prinsip-Prinsip Belajar

Mempelajari teori-teori para ahli tentang belajar maka kita dapat susun prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

  1. Untuk belajar seseorang harus berusaha berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan mengarahkan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan.
  2. Belajarlah harus secara keseluruhan dan memahami materi harus memiliki struktur, berusaha mensederhanakan sehingga mudah menangkap inti dari pelajaran.
  3. Belajar harus dapat menimbulkan semangat dan motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan belajar.
  4. Belajar adalah proses terus menerus (kontinyu) maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
  5. Proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pelajaran lebih mendalam dipahami.
  6. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga seseorang mampu memaksimalkan antara teori dan latihan dalam belajar.
  7. Belajar memerlukan tantangan sehingga seseorang dapat mengembangkan kemampuannya dan belajar dengan efektif.

0 komentar: